watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BERCINTA DENGAN WANITA HAMIL

Aku adalah seorang eksekutif muda yang baru
diangkat menjadi manajer di sebuah perusahaan
swasta di Surabaya. Sebut saja namaku Aldi,
tinggi 175 cm kata orang aku mirip pemain bulu
tangkis Ricky S. Kisah ini terjadi hampir setahun
yang lalu. Umurku saat itu 30 tahun. Aku sudah
beristri dan beranak 2, berumur 3 tahun dan
yang bungsu baru 1 bulan. Isteri dan anakku
masih tinggal di Malang karena saat melahirkan
anak kedua tinggal di rumah orang tuanya dan
belum pulang ke Surabaya.
Kisah ini terjadi saat pulang dari kerja lembur
sekitar pukul 11:00 malam. Dengan mobil Baleno
kesayanganku, aku menyusuri Jalan di kawasan
perumahan elit yang mulai sepi karena kebetulan
hujan gerimis. Ditengah perjalanan aku melihat
perempuan setengah baya berdiri di bawah
pohon di pinggir jalan. Aku merasa kasihan lalu
aku menghentikan mobil dan menghampirinya.
Aku bertanya, “Ibu sedang menunggu apa?”
Dia memandangku agak curiga tapi kemudian
tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga
ibu ini walaupun umurnya kelihatannya di atasku
sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti
artis Misye Arsita dan saat itu perutnya agak
membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda.
“Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?”
“Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya,
Gimana kalo saya antar?”
Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?”
“Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini,
mari naik!”
Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa
dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang
mencari suaminya yang kebetulan baru 2
minggu kerja sebagai sopir bis jurusan
Semarang-Surabaya, keperluannya ke sini
hendak mengabarkan kalau anaknya yang
pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan
dirawat di rumah sakit sehingga butuh uang
untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat
yang di tulis oleh suaminya tidak ada nomer
teleponnya.
Sesampainya di alamat yang dituju kami
berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan
mengetuk pintu ternyata pintunya masih
digembok, lalu kami bertanya pada tetangga
sebelah yang kebetulan satu profesi.
“Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya.
Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke
Semarang. Kebetulan kami satu PO.”
Kemudian kami permisi pergi. Kelihatan di dalam
mobil dia sedih sekali.
“Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku.
“Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya
nanti di marahi mertua saya kalau pulang
dengan tangan kosong, lagian uang saya juga
sudah nggak cukup untuk pulang.”
“Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan
baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi
kelihatanya ibu sedang hamil, berapa bulan?”
“Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”
“Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah
saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah
dua hari ibu saya antar ke sini lagi, gimana?”
“Yah terserah adik saja yang penting saya bisa
istirahat malam ini.”
“Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan
usianya sekarang berapa?”
“Panggil saja aku Mbak Menik, dan sekarang aku
35 tahun.”
Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping
yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang
mau menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar,
kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang
yang belakang untuk anakku yang pertama.
Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan
malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5
hari kerja jadi sabtu dan minggu aku libur.
Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena
ada tamu, kutangguhkan kepergianku minggu
depan.
Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada
kopi yang sudah agak dingin di meja makan
serta beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu
yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk
kopi itu aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci
muka dan kencing. Karena agak ngantuk aku
kurang mengawasi apa yang terjadi, saat aku
selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup
Mbak Menik sedang telanjang dan berendam di
dalamnya. Matanya melotot melihat kemaluanku
yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke
samping aku kaget dan sempat tertegun melihat
tubuh telanjang Mbak Menik, tubuh yang kuning
langsat dan mulus itu terlihat mengkilat karena
basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar
juga ternyata, 36B. Pasti empunya gila seks. Lalu
mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas
liang senggamanya tumbuh bulu kemaluannya
yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri
dan aku lupa kalau belum mengancingkan
celana, Dan Mbak Menik sempat tertegun melihat
kejantananku yang lumayan besar, panjangnya
17 cm tapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!”
kata Mbak Menik sambil menutup buah dadanya
dengan tangan serta mengapitkan kakinya. Aku
baru sadar lalu buru-buru keluar.
Di kamar aku masih membayangkan keindahan
tubuh Mbak Menik. Andai saja aku bisa
menikmati tubuh itu… aku malah berpikiran
ngeres karena memang sudah lama aku tidak
mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi
di rumah itu hanya kami berdua. Lalu timbul niat
isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi,
ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke
kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku
mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar
samping, kebetulan nako jendela kamar itu
terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan.
Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat
Mbak Menik sedang masturbasi, kelihatan sambil
berbaring di ranjang dia masih telanjang bulat,
kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya
meremas liang kewanitaannya sambil jarinya
dimasukkan ke dalam lubang senggamanya,
sedang tangan kanannya meremas buah
dadanya bergantian. Sesekali pantatnya diangkat
tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang
kepedasan, wajahnya kelihatan memerah
dengan mata terpejam.
“Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin
penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka
pintu kamarnya pelan- pelan tanpa suara aku
berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat
pemandangan yang merangsang birahi itu.
Samar-samar kudengar dia menyebut namaku,
“Ouhhh Aldiii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang
membayangkan bersetubuh denganku,
kebetulan sekali rasanya aku sudah tidak tahan
lagi ingin segera menikmati tubuhnya yang
mulus walau perutnya agak membuncit, justru
menambah nafsuku. Lalu pelan-pelan kulepaskan
pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang
bulat. Batang kemaluanku sudah sangat tegang,
kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak
Menik, kuikuti gerakan tangannya meremasi
buah dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik
selimut dan menutupi tubuhnya.
\ “Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!”
katanya agak gugup.
“Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama
butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita
salurkan bersama,” kataku merajuk sambil terus
berusaha mendekatinya tapi dia terus
menghindar.
“Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak
tiga,” Dia terus menghiba.
“Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak,
tapi kalau sekarang terus terang saya sangat
terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di
sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang
tahu.. Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya
janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan
atas dasar suka sama suka dan sama-sama
butuh, mari Mbak!”
“Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik..
kumohon jangan,” pintanya terus.
Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-
samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak
juga inginkan aku.. jujur saja.” Dan aku berhasil
menyambar selimutnya, lalu dengan cepat
kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan
secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya
kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil
berusaha mengelak dari ciumanku. Segera
tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya
yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku
yang mulai nakal.
“Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..”
rintihnya.
Tanganku yang lain menjalari daerah
kewanitaannya, bulu-bulu lebatnya telah kulewati
dan tanganku akhirnya sampai di liang
senggamanya, terasa sudah basah. Lalu
kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok
dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab
penuh dengan cairan mani. “Uhhh… ssss..”
Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan.
Nafasnya mulai tersengal-sengal. “Yaahhh…
Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan,
terusss…” Gerakan Mbak Menik semakin liar, dia
mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya
saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai
menikmati permainan ini. Tangannya meluncur
ke bawah dan berusaha menggapai laras
panjangku, kubiarkan tangannya
menggenggamnya dan mengocoknya. Aku
semakin beringas lalu kusedot puting susunya
dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih
kencang walaupun sudah menyusui tiga
anaknya. “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya
sambil menggelinjang.
Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan
kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat
liang kewanitaannya yang merah mengkilat.
Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak
Menik. “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh..
teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke
dalam dan kutelan habis cairan maninya. Sekitar
bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah
jamahan lidahku maka kini kelihatan rapi seperti
habis disisir. Klirotisnya tampak merah merekah,
menambah gairahku untuk menggagahinya.
“Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang..
masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak
Menik. Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan
kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya
kelihatan terbuka. Kemudian kuarahkan batang
kejantananku ke lubang senggamanya dan agak
sempit rupanya atau mungkin karena diameter
kemaluanku yang terlalu lebar.
“Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali..
ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh
batang kemaluanku hingga aku merasakan
mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan
kumasukkan lagi, lama-lama kupompa semakin
cepat. “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak
Menik mengerang tak beraturan, tangannya
menarik kain sprei, tampaknya dia menikmati
betul permainanku. Bibirnya tampak meracau
dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku
dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta
dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri
istri orang apalagi dia sedang hamil.
“Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia
menjerit sambil tangannya mendekap erat
punggungku. Kurasakan, “Seerrr… serrr..” ada
cairan hangat yang membasahi kejantananku
yang sedang tertanam di dalam kemaluannya.
Dia mengalami orgasme yang pertama. Aku
kemudian menarik lepas batang kejantananku
dari kemaluannya. Aku belum mendapat
orgasme. Kemudian aku memintanya untuk
doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya
dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi
batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu
mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu
kugenjot maju mundur. Mbak Menik
menggoyangkan pinggulnya mengimbangi
gerakan batang kejantananku. “Gimaa.. Mbaak,
enak kan?” kataku sambil mempercepat
gerakanku. “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu
enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh..
ehhh..” Dia semakin bergoyang liar seperti orang
kesurupan. Tanganku menggapai buah dadanya
yang menggantung indah dan bergoyang
bersamaan dengan perutnya yang membuncit.
Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin
putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke
klimaks, dan ternyata dia juga mendapatkan
orgasme lagi. “Creeett.. croottt.. serrr..”
spermaku menyemprot di dalam rahimnya
bersamaan dengan maninya yang keluar lagi.
Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang.
Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Menik
dengan wajah penuh keringat tersenyum puas
kepadaku.
“Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan
permainanmu,” katanya.
“Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta
lagi?” tanyaku.
“Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita
sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.”
Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku
tidak keluar rumah, menikmati tubuh montok
Mbak Menik yang sedang hamil 4 bulan.
Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan
kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja
makan bahkan sempat di halaman belakang
karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah
kubentangkan tikar dan kugumuli dia sepuasnya.
Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar
kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak
Menik bilang selama 2 hari itu dia betul-betul
merasakan seks yang sesungguhnya tidak
seperti saat dia bersetubuh dengan suaminya
yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau
sedang mengunjungi suaminya, dia akan
menyempatkan meneleponku untuk minta jatah
dariku.
Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya
tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa
kuberi dia uang sebesar Rp 500.000,- sebagai
bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah
sakit. Setelah istriku balik ke rumah, dia
menghubungiku lewat telepon di kantor dan
ketemu di terminal. Kami melakukan
persetubuhan disalah satu hotel murah di
Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau
malam hari. Hingga kehamilannya menginjak
usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia
belum memberi kabar, kalau dihitung anaknya
sudah lahir dan berusia 6 bulan. TAMAT...


Adult | GO HOME | Exit
1/2301
U-ON

inc Powered by Xtgem.com